Agustus 2018 - Penulis Amatir

Minggu, 05 Agustus 2018

Aku Ingin Bercerita

Sayang,  tak enak rasanya hidup di tempat perantauan.Walaupun jaraknya tak jauh- jauh amat. Tapi suasana dan lingkungan tetap berbeda.

Ingin pulang tapi, banyak hal yang dipikirkan.

Rindu berjumpa dan canda tawa bersama adalah hal yang lumrah dirindukan oleh setiap insan. Apalagi yang sedang kasmaran. Biarlah semua menjadi cobaan.

Sayang, masih ingatkah tentang suatau ikatan yang selalu kita dambakan?

Ya, itu adalah ikatan suci dalam pernikahan yang selalu kita dambakan.
Ku simpan erat- erat dalam ingatan. Ku jadikan spirit dalam aktivitasku.

Jangan pernah mengeluh karena perbedaan orang tua kita. Itu tak seberapa.

Ujian yang sesungguhnya adalah keteguhan hati kita.

Sayang, aku tak berjanji untuk bisa membahagiakan. Tak pula berjanji untuk memberikan kekayaan.Tapi aku sedang berusaha untuk itu.

Apalah daya seorang manusia yang lemah ini. Yang tak berdaya tanpa pertolongan sang pencipta. Tugasku hanya berikhtiar dan berdo'a. Selebihnya adalah kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.

Aku disini tetap merindukanmu. Menjaga kepercayaanmu. Hari ini, esok dan seterusnya.

Iing Irwansyah
Bandung, 5 Agustus 2018

Rabu, 01 Agustus 2018

Belanja Buku di Palasari Bandung

Foto : Nampak seorang sedang membeli di salah satu pedagang buku di Palasari.

Ini sebuah catatan sederhana. Tak penting memang. Tapi kiranya layak untuk ditulis.

Saya seorang jurnalis di perusahan Jawa Pos Grup. Tempat saya tinggal tak jauh dari lokasi kantor, tepatnya di daerah Antapani.

Siang itu, di sela- sela bertugas sebagai wartawan,tiba- tiba ada pesan masuk melalui whatsapp. Atas nama Mang Atep.

Beberapa gambar nampaknya ia kirimkan. Tak lama kemudian saya men- downloadnnya. Isi nya berupa pesanan beberapa buku.

"Ing pesen, ieu. Kudu ayeuna. Teu hayang nyaho kudu nepi ka Subang poe ieu" isi pesannya.

Bahasa yang digunakan bahasa Sunda yang berarti, ing pesan ini. Saya gak tahu menahu. Harus sampai ke Subang hari ini.

Tak ada jawaban lain selain kata "siap". Ia merupakan mentor sekaligus senior di salah satu organisasi yang saya ikuti. Jadi rasa takdzim saya munculkan

Tepat pukul 12.40,  rute yang tadinya harus ke arcamanik tepatnya untuk peliputan persiapan Asen Games kini  harus bergeser ke Palasari.

Tempat ini sering saya dengar. Tapi belum pernah sebelumnya saya kunjungi. Deretan pedagang buku nampak berjajar disamping trotoar. Saya parkirkan motor di parkiran terdekat. Menaruh helm. Kemudian berjalan mulai menanyakan buku yang di pesan.

Kakek tua penjaga salah satu penjual buku menawarkan.

" A nyari buku apa?" Ucap kake tua itu.

Saya menghampiri dan mulai menanyakan.

" ada buku Soe Hok Gie pa? Dengan Judul Catatan seorang Demonstran". Tanya saya.

" Sebentar a, saya cari". Jawabnya.

Sambil melihat- lihat buku, saya amati keadaan sekitar. Rupanya toko buku yang bertempat di Palasari bak Pasar PUJASERA. Satu kawasan yang dipenuhi oleh para pedagang buku.

Buku yang saya pesan ternyata ada. Namun pesanan yang lainya kosong di tempat yang kake tua itu. Mengharuskan saya berjalan menuju ke toko berikutnya.

Toko demi toko saya kunjungi. Hingga waktu menunjukan pukul 17.00.

Beberapa buku yang Mang Atep pesan sudah ada.

Toko buku di Palasari, Bandung harganya murah. Walaupun tidak baru, namun koleksi bukunya cukup lengkap.

Tidak hanya menyediakan buku- buku umum. Namun ada juga buku dari anak- anak hingga perkuliahan.